Bahagiaku melangkah di jalan ini
Kemudian duduk di bangku, menghela napas
Orang-orang bercakap-cakap tentang pengalamannya,
sambil tertawa bahagia
Rasa sumpek, penat, dan jenuh meleleh
menemukan permadani singgah pada berkas-berkas cahaya
Terbuai dengan suara kaki kuda dan kereta tua
Seakan ini kereta dalam pewayangan menuju lorong-lorong mimpi
Ada malam Yogyakarta dengan panggung sandiwara anak-anak muda
Dilanjutkan dengan dialog tentang arah plang harapan-harapan dan kehidupan
Bisa saja kita di bawahnya berfoto selfi
untuk memilih jalan arah kehidupan yang pasti
Memaknai hidup ini dari titik nol kilometer
Kembali atau kehidupan ini baru memulai
Ada yang masih seperti dulu merasakan hangatnya wedang ronde
Masih terasa harumnya karangan bunga dan nuansa sakral kraton Yogya
Dan kokohnya Merapi terasa dalam dada
Terngiang suara Mbah Marijan,"Rosa ...!"
Meski debunya diterbangkan angin
tak berarah
Tetap menikmati malam santai dengan martabak manis sambil bermimpi,
tentang pantai selatan dan lukisan-lukisan tentang ombak
Debur pantai yang membekas pada ingatan
mengingatkan Parangtritis yang romantis
sepanjang jalan kota dengan kuliner yang menggoda
Sambil menikmati langit dan menyantap nasi kucing
Kucing lama tak dapat mengeong dengan mata tajam
Saat ini telah berubah jinak dengan dengkurnya
Bersama mimpi-mimpi
yang tertinggal
Di bangku-bangku atau batu-batu ….
Atau justeru pada
bintang-bintang di langit
YK 25092022
0 komentar:
Posting Komentar