Hai, sungai Aare ….
Kamu harus membaca kembali kisah masa lalu,
Dan merenungkan isinya,
Yakni kisah yang tak lekang oleh waktu
Saat sungai Nil merasa perlu membalas surat khalifah Umar,
Dengan mengalirkan airnya untuk mencukupi para petani,
Untuk bertanam gandum dan seterusnya,
Umar mengingatkan sungai Nil,
Bahwa kamu bukanlah kamu yang menciptakan
Kamu bukanlah kamu yang berkuasa mengalirkan jutaan kubik air
melintas, menembus gurun, sabana, lembah berkelok, dan tanah tak bertuan
Kamu hakikatnya mengalirkan air karena izin Allah
Bukan atas kehendakmu,
Kamu mengalir atas izin Allah,
Niscaya air akan terus mengalir,
Kamu harus mengerti apa yang khalifah Umar tuliskan,
Pada secarik kertas padamu beliau tujukan
Ini tentang korespondensi Yang Mulia dengan sebuah sungai,
Ya, kamu, yang tengah pongah sekian lama,
Dipuja dengan persembahan nyawa gadis cantik perawan
Kamu saatnya insyaf, hai, sungai
kepada siapa kamu harus menyerahkan diri
Agar airmu tetap mengalir sampai jauh ….
Hai, sungai Aare ...