Raden Mas Panji Sosrokartono (1877-1952)
Raden Mas Panji Sosrokartono (1877-1952) adalah seorang tokoh intelektual, jurnalis, dan diplomat asal Indonesia yang juga dikenal sebagai kakak dari Raden Ajeng Kartini. Berikut adalah riwayat hidupnya:
Latar Belakang dan Pendidikan
Raden Mas
Panji Sosrokartono lahir pada tanggal 10 April 1877 di Mayong, Jepara, Jawa
Tengah. Ia adalah putra dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M.A.
Ngasirah, dan kakak dari R.A. Kartini, seorang pahlawan nasional Indonesia yang
terkenal karena perjuangannya untuk emansipasi perempuan.
Sosrokartono
menunjukkan bakat luar biasa dalam bidang bahasa sejak usia muda. Setelah
menyelesaikan pendidikan dasarnya di Indonesia, ia melanjutkan studi ke
Belanda. Sosrokartono masuk ke Universitas Leiden, di mana ia mempelajari
berbagai disiplin ilmu, termasuk bahasa, sastra, dan budaya.
Karier dan Pencapaian
Jurnalisme
Selama di
Eropa, Sosrokartono bekerja sebagai jurnalis untuk surat kabar "New
York Herald". Ia dikenal karena kemampuan bahasanya yang luar biasa,
menguasai lebih dari 26 bahasa, baik bahasa Eropa maupun Asia. Keterampilan ini
membuatnya menjadi salah satu jurnalis terkemuka pada masanya.
Diplomasi
Sosrokartono
juga berkarier sebagai diplomat. Selama Perang Dunia I, ia bekerja sebagai
penerjemah untuk Palang Merah Internasional di Jenewa, Swiss. Dalam perannya
ini, ia membantu dalam misi kemanusiaan dan diplomatik, serta memberikan
kontribusi penting dalam negosiasi dan komunikasi internasional.
Pengaruh dan Warisan
Setelah
kembali ke Indonesia, Sosrokartono melanjutkan kegiatannya dalam bidang
pendidikan dan kebudayaan. Ia aktif dalam gerakan kebudayaan dan intelektual,
serta memberikan ceramah dan menulis artikel yang menginspirasi banyak orang.
Sosrokartono juga dikenal karena pandangannya yang mendalam tentang
spiritualitas dan kemanusiaan.
Sosrokartono
sering kali dipandang sebagai sosok yang memadukan keilmuan Barat dan kearifan
Timur, yang tercermin dalam pemikiran dan karyanya. Ia percaya pada pentingnya
pendidikan dan pengetahuan sebagai alat untuk mencapai kemerdekaan dan kemajuan
bangsa.
Akhir Hayat
Sosrokartono
meninggal pada tanggal 8 Februari 1952 di Bandung, Jawa Barat. Meskipun tidak
sepopuler adiknya, R.A. Kartini, kontribusinya dalam bidang intelektual,
jurnalisme, dan diplomasi tetap diakui dan dihormati.
Kesimpulan
Komentar
Posting Komentar