Just another free Blogger theme

Sabtu, 17 Desember 2022

 Sedekah berasal dari bahasa Arab, ash shadaqah. Secara bahasa artinya sesuatu yang dijadikan sedekah.  

Sosrokartono yang mempunyai panggilan lengkap Raden Mas Panji (R.M.P) Sosrokartono, Lahir di Mayong, Jepara, pada Rabu Pahing, 27 Rabiul Awwal 1297 H dan bertepatan dengan 10 April 1877 M. Sosrokartono lahir dari keluarga bangsawan. Sejak kecil dirinya sudah dikenal sangat cerdas dan suka membaca. Banyak buku berat yang telah dilahap Sosrokartono sejak usianya masih anak- anak. Saat dirinya baru pertama kali melihat dunia, ayahnya telah menjabat sebagai wedana di Mayong. Saat itu, Mayong yang letaknya di sebelah timur Jepara dan berbatasan dengan Kabupaten Kudus,  masih berstatus sebagai ibu kota Kawedanan. Sekarang Mayong menjadi daerah kecamatan di Jepara.

Ayah Sosrokartono bernama R.M. Adipati Ario Sosroningrat, putra ketiga R.M.A.A. Tjondronegoro IV, seorang Bupati Demak yang dikenal berpikiran progresif dan terbuka dengan budaya modern. Sementara ibu Sosrokartono adalah M.A. Ngasirah, putri pasangan K.H. Modirono dan Ny. Hj. Siti Aminah. Kiai Madirono ini merupakan seorang ulama yang memimpin sebuah Pondok Pesantren di daerah Telukawur, Jepara sekaligus sebagai pedagang kopra di Pasar Mayong. Di lihat dari silsilah ini, di dalam diri Sosrokartono sesungguhnya telah mengalir darah bangsawan sekaligus darah ulama.

R.M.A.A. Sosroningrat tergolong sebagai anak yang beruntung karena menjadi keturunan Tjondronegoro IV. Dengan posisinya sebagai anak Tjondronegoro IV yang dikenal berfikiran maju dan tidak feodalistik itu, dirinya bisa mengecap pendidikan Belanda. R.M.A.A. Sosroningrat menikah dengan Ajeng Ngasirah  pada 1872. Saat dinikahi oleh Sosroningrat, usia Ajeng Ngasirah baru 14 tahun. Sosrokartono merupakan keturunan dari kaum bangsawan dan juga priyayi itu yang membuat kepribadian seorang Sosrokartono menjadi sosok yang budiman yang tidak sombong atau angkuh. Sebaliknya keluarga Sosrokartono dikenal bersikap rendah hati, humble, dan berbudi luhur.


Jumat, 16 Desember 2022

 




I Live My Life for You

You know you're everything to me

And I could never seeThe two of us apartAnd you know I give myself to youAnd no matter what you doI promise you my heart
I've built my world around you and I want you to knowI need you like I've never needed anyone before
I live my life for youI want to be by your side in everything that you doAnd if there's only one thing you can believe is trueI live my life for you
I dedicate my life to youYou know that I would die for youBut our love would last foreverAnd I will always be with youAnd there is nothing we can't doAs long as we're together
I just can't live without you and I want you to knowI need you like I've never needed anyone before
I live my life for youI want to be by your side in everything that you doAnd if there's only one thing you can believe is trueI live my life for you
Oh, I've built my world around you and I want you to knowI need you like I've never needed anyone before
I live my life for youI want to be by your side in everything that you doAnd if there's only one thing you can believe is trueI live my life for you
Whoa-oh, yeah, I live my life for you

Jumat, 30 September 2022





DEPOK BEACH SYMPHONY

Adakah bertiup angin segar hari ini?

yang mengalahkan menu siang untukku

seperti salmon, udang atau cakalang

dan cah kangkung bersama sambal;

lama menunggu pramusaji berkebaya dan berkerudung merah

mengantar makan siang beriringan dengan ombak yang sedang berlaga

di meja setia sudah ada minuman segar kelapa muda

serta pilihan lain segelas jeruk hangat

silakan bayangkan menu ikan bakar yang gurih siang ini

dan segarnya air kelapa hijau, seperti kelapa yang sama

dulu Ki Juru Mertani kala memetik dan meminumnya

Ya, sebentar lagi lidah kita tak berhenti bergoyang

silih berganti menikmati

menu istimewa dari gadis berkebaya berkerudung merah di pantai Depok

Diiring angin yang menderu memainkan laga simponi ombak 

bersenandungkan lagu favorit kesukaan

bersama menikmati menu dan suasana damai dari meja yang setia

Simponi siang ini mampu besarkan hati antara kita

Apalagi nanti semua pulang dengan menenteng oleh-oleh

udang goreng krispi saus tiram cuma-cuma cumi-cumi

atau menu lainnya seperti cinta yang tak dikenal

atau harapan-harapan yang terbungkus rapi,

yang kemungkinan menjadi fosil atau artefak kenangan abadi,

karena sesungguhnya semua ini hanyalah sebuah kenangan manis sesaat ....

PD 26092022


Senin, 26 September 2022



Bahagiaku melangkah di jalan ini 

Kemudian duduk di bangku, menghela napas

Orang-orang bercakap-cakap tentang pengalamannya, 

sambil tertawa bahagia 

Rasa sumpek, penat, dan jenuh meleleh 

menemukan permadani singgah pada berkas-berkas cahaya

Terbuai dengan suara kaki kuda dan kereta tua 

Seakan ini kereta dalam pewayangan menuju lorong-lorong mimpi

Ada malam Yogyakarta dengan panggung sandiwara anak-anak muda

Dilanjutkan dengan dialog tentang arah plang harapan-harapan dan kehidupan

Bisa saja kita di bawahnya berfoto selfi

untuk memilih jalan arah kehidupan yang pasti

Memaknai hidup ini dari titik nol kilometer

Kembali atau kehidupan ini baru memulai 

Ada yang masih seperti dulu merasakan hangatnya wedang ronde

Masih terasa harumnya karangan bunga dan nuansa sakral kraton Yogya

Dan kokohnya Merapi terasa dalam dada

Terngiang suara Mbah Marijan,"Rosa ...!"

Meski debunya diterbangkan angin tak berarah

Tetap menikmati  malam santai dengan martabak manis sambil bermimpi,

tentang pantai selatan dan lukisan-lukisan tentang ombak

Debur pantai yang membekas pada ingatan 

mengingatkan Parangtritis yang romantis

sepanjang jalan kota dengan kuliner yang menggoda

Sambil menikmati langit dan menyantap nasi kucing

Kucing lama tak dapat mengeong dengan mata tajam

Saat ini telah berubah jinak dengan dengkurnya

Bersama mimpi-mimpi yang tertinggal

Di bangku-bangku atau batu-batu ….

Atau justeru pada bintang-bintang di langit

YK 25092022



Selasa, 20 September 2022

 











CERITA DI DERMAGA INI

 

Seperti yang telah berlalu,

Dermaga ini masih setia menunggu

Kedatanganku,

Mungkin aku sudah lupa banyak hal,

Tentang sunrise dan pagi

Di pantai ini

Dulu, saat aku duduk di tepi pantai

Menikmati secangkir kopi

Bersama, sambil mendengarkan deru ombak

Melupakan setiap keriuhan dan polusi kota

yang menggoda kedamaian jiwa

untuk meninggalkan gelanggang kehidupan

di sini, ada rasa gembira

melihat bebatuan kokoh,

tegar diterpa ombak sepanjang waktu

Dermaga ini bercerita,

Tentang banyak hal,

Tentang sahabat-sahabat,

Yang setia dalam suka duka

Ada potret senyum yang tulus

Seruan hati yang jujur

Tentang integritas dan komitmen

Yang mengalir dan tetap setia

Seperti ombak,

Seperti batu hitam batu karang

Yang tak lekang oleh waktu

Sampai kapanpun ….


 

Embun Pagi di Daun Ilalang

Seperti bercerita ….

Embun pagi bayangmu,

yang menanti,

terbitnya mentari

Seperti bercerita ….

riuhnya sepi,

Tak ada kata,

Hanya makna

Memenuhi ruang sunyi,

Seperti bercerita ….

Nyanyian ilalang,

yang tersisa,

Hanya ada ruang sunyi,

Yang memberi arti,

Setiap kata,

Setiap doa,

Engkau tahu,

Segalanya,

Tentang awal,

Hingga akhirnya ….

Seperti bercerita,

Semuanya ….



Minggu, 03 Juli 2022

Menyapa Pagi


apa ini 
nyaris seperti bahasa 
yang belum kumengerti
ada angin 
yang menerpa 
menerbangkan asa
ada ilalang
dan debu yang diam 
atau suara-suara
yang melolong
ada wajah mural 
pada senyum tanpa warna
yang tergores pada kanvas 
berat kuterjemahkan
begitu tak jelas
perjalanan ini
seperti hari-hari
yang pergi
tak kembali 
kapan singgah
melepas lelah
untuk mendengarkan
nyanyian burung kecil 
entah ke mana
semua harus kumengerti
sungguh tak kumengerti







 

Minggu, 29 Mei 2022

 

Hai, sungai Aare ….
Kamu harus membaca kembali kisah masa lalu,
Dan merenungkan isinya,
Yakni kisah yang tak lekang oleh waktu
Saat sungai Nil merasa perlu membalas surat khalifah Umar,
Dengan mengalirkan airnya untuk mencukupi para petani,
Untuk bertanam gandum dan seterusnya,
Umar mengingatkan sungai Nil,
Bahwa kamu bukanlah kamu yang menciptakan
Kamu bukanlah kamu yang berkuasa mengalirkan jutaan kubik air
melintas, menembus gurun, sabana,  lembah berkelok, dan tanah tak bertuan
Kamu hakikatnya mengalirkan air karena izin Allah
Bukan atas kehendakmu,
Kamu mengalir atas izin Allah,
Niscaya air akan terus mengalir,
Kamu harus mengerti apa yang khalifah Umar tuliskan,
Pada secarik kertas padamu beliau tujukan
Ini tentang korespondensi Yang Mulia dengan sebuah sungai,
Ya, kamu, yang tengah pongah sekian lama,
Dipuja dengan persembahan nyawa gadis cantik perawan
Kamu saatnya insyaf, hai, sungai
kepada siapa kamu harus menyerahkan diri
Agar airmu tetap mengalir sampai jauh ….
Hai, sungai Aare ...
kalau kamu benar-benar rekan sejawat Nil,
Maka kembalikanlah putra dari Gubernur kami,
Yang hanyut terbawa arus yang mengalir pada dirimu,
Semoga, kamu menunjukkan jiwa muliamu
Atas izin Allah Yang Maha Kuasa,
Semoga kamu memahami harapan-harapan kami menjadi nyata,
Terima kasih.
Purbalingga 29052022




 Jangan Salah Menilai

Mungkin kau selalu menduga
Diriku tak pernah memahamimu
Bahkan kau selalu curiga
Ada yang lain dan kuduakan cintamu
Jangan kau salah menilaiku
Dengan semua sikap diamku ini
Jauh di dalam lubuk hatiku
Terukir indah, terukir indah namamu
Sayang
Mengapa masih saja kau ragukan diriku?
Ketulusan hatiku
Kupersembahkan hanya untukmu
Sayang
Andaikan kau bisa melihat hatiku
Kau akan menyadari
Betapa ku sangat mencintaimu
Jangan kau salah menilaiku
Dengan semua sikap diamku ini
Jauh di dalam lubuk hatiku
Terukir indah, Terukir indah namamu
Sayang
Mengapa masih saja kau ragukan diriku?
Ketulusan hatiku
Kupersembahkan hanya untukmu
Sayang
Andaikan kau bisa melihat hatiku
Kau akan menyadari
Betapa ku sangat mencintaimu
Sayang
Mengapa masih saja kau ragukan diriku?
Ketulusan hatiku
Kupersembahkan hanya untukmu
Sayang
Andaikan kau bisa melihat hatiku
Kau akan menyadari
Betapa ku sangat mencintaimu
Kau akan menyadari
Betapa ku sangat mencintaimu



Jangan Salah Menilai_cover Harry Parintang


Jumat, 27 Mei 2022

Rumah kecil di pinggir kali itu tampak sepi. Lampu lima watt yang sudah redup itu temaram tak menjangkau gelapnya kebun bambu di sebelah sisi barat rumah itu. Suara-suara yang tidak jelas sering bersahutan dekat rumah itu. Jeritan walangsangit seperti senandung pilu kelana malam mencari tempat singgah. Rumah dengan satu pintu itu hanya dilalui orang-orang tertentu. Tak jelas siapa yang dimaksud orang-orang tertentu itu. Wajahnya kadang enggan diketahui, tampak dari jaket yang dilengkapi penutup kepala selalu menyertai kehadirannya. Langkahnya juga sangat hati-hati. Nyaris tak ada bunyi kerikil yang terinjak. Tak juga terdengar derit engsel pintu depan, atau suara percakapan di antara ruang dalam rumah itu. 


Siapa penghuni rumah di pinggir kali itu? Seperti laki-laki yang sudah berumur setengah abad lebih. Hidup sebdiri karena ditingggal mati sang isteri. Tiga anaknya sudah pergi semua. Satu perempuan di Jakarta, dua yang laki-laki pergi merantau menjadi TKI di Arab.  Tapi ketiga anaknya itu tidak jelas nasib dan ceritanya. Laki-laki setengah baya itu jarang sekali nongol dan berinteraksi dengan tetangganya.  







Dieng

di pelataran candi Arjuna
saat arjuna memicingkan mata
mengira ada senyum cinta
yang tertuju padanya
tetapi itu hanyalah fatamorgana
yang hadir bersama kabut 
beriringan menyusuri
lembah para pertapa
di sana,
di lembah belerang si kidang
gejolak panas 
seperti jiwanya saat kehilangan arah
menyusuri hidup yang menyengat hati
seperti belerang yang menyumbat rasa
dan wajah-wajah yang dipotret berkali-kali
dengan kamera beresolusi tinggi
dengan senyum bidadari
gaya selebgram yang cantik
seperti bintang drama Korea
atau bintang iklan dari Filipina
yang berkulit halus bagai mutiara
semua bergaya,
lenggok sana lenggok sini
lirik sana lirik sini
dongak sana dongak sini
semua dengan ekspresi bahagia
apalagi dengan topi-topi cantik
dan bekal lipstik
sambil menyusuri jembatan kayu
sambil ketawa-ketiwi
ngerumpi
berseloroh
tentang teman-temannya yang lucu
dan mudah ditipu
....

Dieng, 16052022
 


 Sang Waktu

semua sudah tahu tentang cerita ini,
bahwa ada sesuatu dari waktu yang kita lalui
waktu yang diciptkan untuk menjelajah ruang dan jarak
perhatikan, matahari yang kemarin hadir bersama pagi semarak
pasti akan kau jumpai lagi di pagi hari ini
dan itu dari matahari yang sama yang dulu menyapa
pada pagi yang sama, dan berpamitan pada waktu yang sama
siang yang sama, senja yang sama, malam yang sama
kembali pada pagi yang sama,
sedangkan yang berubah, barangkali kulitmu yg kemarin glowing
tampak mulai berkerut, menua, layu
artinya kita akan tetap bertemu di suatu waktu dan suatu tempat
pada pagi yang sama, siang yang sama, senja yang sama,
berpamitan untuk berkhalwat dalam sebuah keabadian
akhirnya waktu, ia telah meruntuhkan semua yg pongah ....

purbalingga 23052022




Rabu, 25 Mei 2022



Tersenyum menandakan seseorang masih memberi respon sebuah stimulus. Ada berbagai makna senyum. Senyum itu seperti sepotong lidah. Saat kecut muncullah senyum kecut. Saat pahit maka muncullah senyum pahit. Mungkin ada juga senyum karena kelebihan garam alias keasinan. Seperti seorang ibu lupa menaruh garam pada gelas minum bapak. Itu namanya senyum keasinan. Selain asin, orang menantikan kehidupan yang manis-manis. Kehidupan yang segar, seperti buah-buahan organik yang bikin sehat. Buah mangga, pir, dan anggur yang manis. Tentu manis yang tak terlalu manis atau kurang manis. Manis yang pas tentunya. Kalau terlalu manis akan menjadi sesuatu yang tidak manis. Mungkin ada orang tidak dapat tersenyum manis, meskipun mengalami manisnya kehidupan. Contoh orang yang menderita kencing manis. Apapaun, sekurang-kurangnya dalam hidup ini ada senyum yang pernah menghiasi hidup kita. Manusia hebat. Orang berpikir kapan dikatakan hebat. Atau ia sama sekali tidak berpikir dikatakan hebat atau tidak hebat. Kehebatan kita mungkin disebabkan orang-orang di sekitar kita. Seorang raja, ia tidak mungkin berada di singgasana tanpa ibunya. Pertama, embrio sang raja berada di rahim ibunya, kemudian lahir, disuapi, diceboki, dipeluk, disayang, digadang-gadang dengan senandung doanya sehingga kemudian menjadi raja. Ia tumbuh besar menjadi ksatria gagah perkasa. Tadinya lahir tanpa apa, kemudian ia melihat, mendengar, merasakan, dan mengecap manis air susu ibunya. Dari tidak berdaya menjadi adidaya. Kedua, ia disebut raja karena ada rakyat yang diperintah, yang taat dan mentaatinya, menghormatinya, bahkan membantunya siang malam untuk kebesaran sang raja. Kesuksesan seseorang sangat (mungkin) disebabkan oleh orang lain. Tuhan membuat skenario bahwa manusia itu makhluk sosial. Mungkin andalah yang paling hebat diantara kita, karena pemikiran dan ide-ide cemerlang anda. Mungkin anda diakui, dinobatkan, diproklamasikan sebagai the best. Mungkin anda telah mengisi kekosongan ruang dalam hidup ini, sebagai inisiator, perintis, atau proklamator. Mungkin anda sudah percaya, ada orang lain yang langkahnya tak perlu dihitung, kelelahannya tak perlu disanjung, kecemasannya tak pernah bergaung. Ia seperti seorang pendekar yang datang sebagai malaikat penolong, kemudian pergi tanpa meninggalkan pesan. Percayalah itu pendekar yang memiliki sifat angin. Dapat dirasakan tetapi ia tidak kasat mata. Pendekar tanpa bayangan, yang datang dan pergi tanpa meninggalkan jejak kaki. Itu sosok luar biasa. Tapi iapun tak kan sehebat itu tanpa guru yang mengajarkan tentang arti ketulusan. Orang yang mengajarinya tentang cara melihat dengan jernih segala sesuatu yang sedang dan telah terjadi. Ia yang telah menyimpan sebuah arsip kehidupan. Dokumen orang-orang yang bergerak karena sebuah idealisme, ketulusan, dan kebersamaan. Orang yang mengabaikan lelah dan getir. Kelelahan dan kebersamaan menjadi bagian dari sukses sebuah acara. Loh, itu apa artinya pendekar tanpa bayangan? Apa hubungannya? Pendekar tanpa bayangan dimaksud adalah orang-orang yang bekerja dilandasi sesuatu yang ada di hati. Ia menyadari bahwa “kerja bareng akan menjadikan greng”!. Kerja bareng yang diikat komitmen. Mungkin komitmen untuk tepat waktu, komitmen untuk saling menopang sisi-sisi yang lemah. Sekumpulan orang yang saling bahu-membahu, saling menggapai tangan, dan mengulurkan tangan. Menjadi orang yang berhasil membersihkan diri dari egoisme dan ingin dilihat. Pendekar tanpa bayangan, dapat dibayangkan, ia tidak memiliki bayangan apapun. Pendekar tanpa bayangan hanya berpikir, bagaimana orang lain dapat tersenyum. Dan kalianlah pendekar tanpa bayangan. Ingat tanpa bayangan, bukan yang lain. (Refleksi Usai Launching dan Bazar Buku di Purbalingga 1 Oktober 2018)


 

 




Senin, 23 Mei 2022

 






Minggu, 22 Mei 2022

    

latihlah feelingmu
sehingga kau merasakan
nyanyian daun-daun,
ranting-ranting
seperti canda riang,
atau ...
seperti kabut yang merayap
mendesis menelan nasibmu
latihlah arah matamu
sehingga kau dapat memandang
gemerlap nyala bintang
di atas bukit
kelap-kelip nyaris membeku,
hening, senyap, dan lenyap ....
bersama kabut,
atau ...
deru ombak menghempas karang
yang berteriak lantang
memanggil, memanggil
untuk bertemu
....
purbalingga 22052022

Kamis, 19 Mei 2022

 LAGU AYAH_SEVENTEEN






AYAH

 

Engkaulah nafasku

Yang menjaga di dalam hidupku

Kau ajarkan aku menjadi yang terbaik

 

Kau tak pernah lelah

Sebagai penopang dalam hidupku

Kau berikan aku semua yang terindah

 

Aku hanya memanggilmu guru

Di saat ku kehilangan arah

Aku hanya mengingatmu guru

Jika aku tlah jauh darimu

 

Kau tak pernah lelah

Sebagai penopang dalam hidupku

Kau berikan aku semua yang terindah

 

Aku hanya memanggilmu guru

Di saat ku kehilangan arah

Aku hanya mengingatmu guru

Jika aku tlah jauh darimu

 

Aku hanya memanggilmu guru

Di saat ku kehilangan arah

Aku hanya mengingatmu guru

Jika aku tlah jauh darimu

 

Aku hanya memanggilmu guru

Di saat ku kehilangan arah

Aku hanya mengingatmu guru

Jika aku tlah jauh darimu


Selasa, 17 Mei 2022

Media sosial merambah seperti tiupan angin. Banyak informasi berseliweran  setiap detik. Seperti es kombinasi dengan ragam racikan. Cuma bedanya, media sosial tidak semua dapat ditelan dan menyehatkan. Adakah manfaat? Jawabannya tentu ya banget, dan ada bahayanya juga. Ke mana arah tiupan angin dapat dirasakan bagi yang peka dan menaruh perhatian. Mungkinkah kita masih punya waktu untuk merasakan ke mana arah angin berhembus atau menerpa?

Setitik nila tanpa warna beracun mungkin merayap bersama derasnya arus informasi. Ada akun-akun palsu yang bekerja untuk mendegradasi nilai-nilai. Ada budaya-budaya setan yang tumbuh di tengah tanaman yang telah diciptaan Tuhan sesuai dengan kekuasaan-Nya. Bila ada tanaman yang tumbuh menyimpang, pasti akan dicabut dan dibuang. Biar tanaman itu tumbuh dan berbuah sesuai dengan harapan bangsa manusia.    

Dunia cyberspace dan kecerdasan buatan membuat perilaku manusia cenderung berubah. Perhatian pada layar smartphone lebih kuat daripada kepada orang-orang yang dicintainya. Jujur saja. Di rumah mata terpana ke pesan di WA daripada ngobrol ngalor ngidul dengan anak isteri. Padahal ngobrol ngalor ngidul dengan anak isteri itu membuat neuron di otak kanan menyala (kata para ahli otak).

Bahaya media sosial, bagi orang yang tidak memiliki filter yang baik untuk menyaring setiap pesan yang datang. 

Hiruk pikuk di awal malam

Lampu kota gemerlapan

di kedai mie ongklok Kang Tresna

aku pesan dua mangkok

dan segelas teh tawar

kusantap lahap 

teh pun keteguk tuntas

kedai yang ramai,

pelayan yang sopan, ramah, 

ceria, cekatan dan cantik

mungkin karena keramahannya,

atau mungkin kecantikan penjualnya

atau karena Tuhan menghendaki demikian 

kedai ini tidak pernah sepi

penjual di kedai ini mirip bidadari ....

Wonosobo 16052022















Senin, 16 Mei 2022

 Reuni ke-35

Reuni ke-35 Alumni 1987 SPGN Purwokerto digelar pada Ahad, 15 Mei 2022. Berlokasi di OW. Purbasari Pancuran Mas, kurang lebih 5 km dari pusat kota Purbalingga. Reuni berlangsung meriah dimulai pukul 08.00 - 12.30. Hadir pada reuni tersebut para alumni 1987 mulai dari kelas A - F. Dihadiri pula oleh bapak ibu guru SPGN Purwokerto, yaitu:

1. Bapak Misno Sugriwo, BA.

2. Drs. Eko Sumaryono, M.Pd.

3. Drs. Teguh Suwardji

4. Dra. Sukarti

5. Dra. Tri Nurhayati

6. Slamet DW, BA.

7. Drs. Kamsir

8. Dra. Sulastri

10. 

Peserta reuni kurang lebih 100 orang. Kegiatan reuni didukung oleh Tabloid Edukator dan Penerbit Trik Jitu Purbalingga. 

Album Reuni: https://s.id/35reu 

 ketemu lagi dg pagi

sebentar lg matahari
datang menyambangi
yg dulu pagi kemarin,
yang kemarin
seperti pagi hari ini
pernah menyambangi
ketika dirimu unyu-unyu,
besok aku yakin
ada pagi
seperti pagi hari ini
seperti pagi kemarin
seperti pagi yang dulu
dan seperti pagi esok hari
sementara kamu
tidak menjumpai dirimu
seperti masa dulu
tlah berlalu
menjauh terus menjauh
....
Purbalingga, 16052022

Jumat, 04 Maret 2022

 Al Umm Jilid 1-9

 https://bit.ly/al-umm1-9