Rumusan
ABCD pada Tujuan Pembelajaran
A (Audience)
Secara harfiah, audience berarti
pendengar. Dalam konteks pembelajaran, audience adalah kelompok
yang menjadi sasaran pembelajaran. Dalam
kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas, audience adalah peserta didik
atau murid.
B (Behavior)
Rumusan
B memiliki makna behavior. Secara harfiah behavior adalah perilaku.
Dalam konteks pembelajaran, behavior adalah perilaku yang diharapkan muncul
sebagai hasil belajar. Perilaku ini terdiri
dari kata kerja dan objek.
Kata kerja yang digunakan adalah kata kerja
operasional. Apa sih kata kerja operasional? Itu lho, kata kerja yang dapat
diukur. Berikut contohnya:
- Menyebutkan,
- menjelaskan,
- menyusun,
- memprediksikan,
- membandingkan,
- membuat,
- dan sebagainya.
Bagaimana dengan objeknya? Objek merujuk pada
hal yang menjadi sasaran dari kata kerja. Objek nantinya akan menjadi materi
pembelajaran atau konten dari pembelajaran. Berikut contohnya.
Bagian-bagian bunga, kalimat utama, pembagian
pecahan, sumber daya alam, kolase, dan sebagainya.
Seberapa pentingkah rumusan behavior
ini? Sangat penting! Tanpa adanya
rumusan behavior, rumusan yang lain menjadi tidak bermakna.
C (Condition)
Rumusan C memiliki makna condition.
Secara harfiah, condition berarti kondisi atau keadaan. Dalam
pembelajaran, condition adalah persyaratan yang harus dipenuhi agar behavior
dapat tercapai. Contoh dari rumusan condition adalah sebagai berikut.
Melalui diskusi kelompok, setelah bertanya jawab, setelah mendengarkan
penjalasan guru, melalui percobaan, dan lain sebagainya.
Rumusan C dapat diisi dengan metode pembelajaran yang dipakai.
D (Degree)
Rumusan D memiliki makna degree. Secara harfiah, degree berarti
derajat. Dalam pembelajaran, degree adalah tingkat penampilan yang dapat
diterima. Degree merupakan tingkatan keberhasilan yang ditargetkan harus
dicapai siswa dalam mempertunjukkan perilaku hasil belajar. Contoh dari rumusan
degree adalah sebagai berikut.
Melakukan tanpa salah, memberikan contoh dalam jumlah tertentu,
memberikan jawaban pada tingkatan tertentu, dan tingkatan-tingkatan ukuran
keberhasilan lainnya.
Bagaimana
contoh pengaplikasiannya?
Untuk merumuskan tujuan pembelajaran, hal yang pertama kali dilakukan
adalah memperhatikan bunyi Kompetensi Dasar. Tujuan pembelajaran tidak boleh
keluar dari Kompetensi Dasar. Penulis ambil contoh bunyi KD sebagai berikut.
Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya
alam di lingkungannya.
Perhatikan bahwa Kompetensi Dasar tersebut mengandung kata kerja
"menjelaskan"! Kata kerja tersebut sudah merupakan kata kerja
operasional yang dapat diukur. Karenanya, kita dapat membuat tujuan
pembelajaran dengan kata kerja yang sama. Ini artinya rumusan B (Behavior) pada
komponen kata kerja sudah terumuskan. Lantas, apa objeknya? Objeknya adalah
materi dari pembelajaran. Materi dalam Kompetensi Dasar tersebut ada dua, yaitu
upaya memelihara keseimbangan alam dan upaya pelestarian sumber daya alam. Kita
ambil salah satunya, misalnya upaya memelihara keseimbangan alam. Ini artinya
rumusan B (Behavior)-nya adalah "menjelaskan upaya memelihara keseimbangan
alam".
Siapa subjek belajar pada Kompetensi Dasar
tersebut? Sudah jelas bukan kalau subjeknya adalah peserta didik? Dengan
demikian didapatkan rumusan dari A (Audience) yaitu "peserta didik".
Bagaimana dengan metode pembelajaran yang
hendak dipakai untuk mencapai Kompetensi Dasar tersebut? Sebagai contohnya kita
hendak memakai metode diskusi kelompok. Karena persyaratan agar Kompetensi
Dasar tersebut tercapai adalah dengan diskusi kelompok, maka rumusan C
(Condition)-nya adalah "melalui diskusi kelompok".
Yang terakhir, bagaimana tingkatan hasil
belajar yang diinginkan dari proses pembelajaran tersebut? Sebagai contohnya
kita ingin peserta didik mampu memberikan jawaban yang benar. Ini artinya
rumusan D (Degree)-nya adalah "dengan benar" ataupun "tanpa
salah".
Pada akhirnya sudah lengkap bukan rumusan
ABCD-nya. Kini didapatkan rumusan tujuan pembelajan yang lengkap. Kita susun
hingga menjadi kalimat sebagai berikut.
Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat
menjelaskan upaya memelihara keseimbangan alam dengan benar. Berikut penulis
sertakan analisisnya.
Melaui diskusi
kelompok, peserra didik dapat menjelaskan upaya memelihara keseimbangan alam dengan benar.
Mudah bukan? Oke, sekarang penulis berikan
contoh lainnya. Misalnya Kompetensi Dasarnya adalah sebagai berikut.
Mendeskripsikan berbagai bentuk keberagaman
suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.
Kita analisis mulai dari subjek belajarnya.
Tentunya kita sepakat kalau subjeknya adalah peserta didik. Jadi, artinya
rumusan A (Audience)-nya adalah "peserta didik", ya sahabat pendidik.
Lanjut ke perilaku yang diharapkan muncul
sebagai hasil belajar. Dari Kompetensi Dasar tersebut, kita dapat menentukan
kata kerja operasional yang mendukung, yang relevan dengannya. Kompetensi Dasar
tersebut mengandung kata kerja mendeskripsikan. Kita boleh menggunakan kata
kerja tesebut (jika kata kerjanya sudah operasional) ataupun menggunakan kata
kerja lain yang relevan. Sebagai contohnya kita
mengambil kata kerja yang relevan, kata kerja "menyebutkan"
misalnya. Lantas apa objeknya? Objeknya adalah keberagaman suku bangsa. Objek
ini dapat dijabarkan lagi menjadi nama-nama suku bangsa yang ada di Indonesia.
Karenanya, kita mendapatkan rumusan B (Behavior) dengan bunyi "menyebutkan
nama suku bangsa yang ada di Indonesia".
Kita lanjutkan ke rumusan berikutnya. Penulis
ambilkan contoh peserta didik ingin kita kondisikan dalam suasana tanya jawab.
Ini artinya metodenya adalah tanya jawab.
Rumusan C (Condition)-nya menjadi "melalui tanya jawab".
Terakhir, kita masuk ke rumusan D (Degree).
Dari Kompetensi Dasar tersebut, penulis ambilkan contoh pendidik menginginkan
peserta didiknya mampu menguasai materi pada tingkatan tertentu. Tingkatan
tersebut berupa memberikan paling sedikit tiga contoh yang sesuai dengan materi
pembelajaran. Ini artinya, rumusan D (Degree)-nya menjadi "memberikan
paling sedikit tiga contoh".
Nah, sahabat pendidik akhirnya lengkap sudah
rumusan ABCD-nya. Kita dapatkan rumusan lengkap dari tujuan pembelajarannya,
yaitu sebagai berikut.
Melalui tanya jawab, peserta didik dapat
menyebutkan paling sedikit tiga contoh nama suku bangsa yang ada di Indonesia.
Analisisnya adalah sebagai berikut.
Sahabat pendidk, mudah bukan cara untuk
menentukan tujuan pembelajaran berdasarkan rumusan ABCD? Rumusan ABCD ini
terbukti mempermudah pendidik untuk menentukan tujuan pembelajaran yang dapat
diukur dan terarah. Pada beberapa referensi terdapat perbedaan rumus, rumusan
diperpanjang menjadi ABCDE. Rumusan A, rumusan B, dan rumusan D idem dengan
penulis paparkan di atas. Perbedaannya terletak pada rumusan C dan rumusan E.
Rumusan C ada yang mendefinisikannya sebagai Content atau materi pembelajaran
dan rumusan E sebagai Environment atau persyaratan untuk mewujudkan rumusan B.
Kedua rumusan, baik ABCD maupun ABCDE pada dasarnya adalah sama, yaitu untuk
mewujudkan tujuan pembelajaran yang dapat diukur dan terarah.
Melalui tanya jawab peserta didik dapat menyebutkan
paling sedikit 3 (tiga) contoh nama suku bangsa yang ada di Indonesia.