Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Surat untuk Sungai Aare, di Swiss

Gambar
  Hai, sungai Aare …. Kamu harus membaca kembali kisah masa lalu, Dan merenungkan isinya, Yakni kisah yang tak lekang oleh waktu Saat sungai Nil merasa perlu membalas surat khalifah Umar, Dengan mengalirkan airnya untuk mencukupi para petani, Untuk bertanam gandum dan seterusnya, Umar mengingatkan sungai Nil, Bahwa kamu bukanlah kamu yang menciptakan Kamu bukanlah kamu yang berkuasa mengalirkan jutaan kubik air melintas, menembus gurun, sabana,  lembah berkelok, dan tanah tak bertuan Kamu hakikatnya mengalirkan air karena izin Allah Bukan atas kehendakmu, Kamu mengalir atas izin Allah, Niscaya air akan terus mengalir, Kamu harus mengerti apa yang khalifah Umar tuliskan, Pada secarik kertas padamu beliau tujukan Ini tentang korespondensi Yang Mulia dengan sebuah sungai, Ya, kamu, yang tengah pongah sekian lama, Dipuja dengan persembahan nyawa gadis cantik perawan Kamu saatnya insyaf, hai, sungai kepada siapa kamu harus menyerahkan diri Agar airmu tetap mengalir sampai jauh …. Hai, sunga

Jangan Salah Menilai-Tagor Pangaribuan

 Jangan Salah Menilai Mungkin kau selalu menduga Diriku tak pernah memahamimu Bahkan kau selalu curiga Ada yang lain dan kuduakan cintamu Jangan kau salah menilaiku Dengan semua sikap diamku ini Jauh di dalam lubuk hatiku Terukir indah, terukir indah namamu Sayang Mengapa masih saja kau ragukan diriku? Ketulusan hatiku Kupersembahkan hanya untukmu Sayang Andaikan kau bisa melihat hatiku Kau akan menyadari Betapa ku sangat mencintaimu Jangan kau salah menilaiku Dengan semua sikap diamku ini Jauh di dalam lubuk hatiku Terukir indah, Terukir indah namamu Sayang Mengapa masih saja kau ragukan diriku? Ketulusan hatiku Kupersembahkan hanya untukmu Sayang Andaikan kau bisa melihat hatiku Kau akan menyadari Betapa ku sangat mencintaimu Sayang Mengapa masih saja kau ragukan diriku? Ketulusan hatiku Kupersembahkan hanya untukmu Sayang Andaikan kau bisa melihat hatiku Kau akan menyadari Betapa ku sangat mencintaimu Kau akan menyadari Betapa ku sangat mencintaimu Jangan Salah Menilai_cover Harry P

Karsan

Gambar
Rumah kecil di pinggir kali itu tampak sepi. Lampu lima watt yang sudah redup itu temaram tak menjangkau gelapnya kebun bambu di sebelah sisi barat rumah itu. Suara-suara yang tidak jelas sering bersahutan dekat rumah itu. Jeritan walangsangit seperti senandung pilu kelana malam mencari tempat singgah. Rumah dengan satu pintu itu hanya dilalui orang-orang tertentu. Tak jelas siapa yang dimaksud orang-orang tertentu itu. Wajahnya kadang enggan diketahui, tampak dari jaket yang dilengkapi penutup kepala selalu menyertai kehadirannya. Langkahnya juga sangat hati-hati. Nyaris tak ada bunyi kerikil yang terinjak. Tak juga terdengar derit engsel pintu depan, atau suara percakapan di antara ruang dalam rumah itu.  Siapa penghuni rumah di pinggir kali itu? Seperti laki-laki yang sudah berumur setengah abad lebih. Hidup sebdiri karena ditingggal mati sang isteri. Tiga anaknya sudah pergi semua. Satu perempuan di Jakarta, dua yang laki-laki pergi merantau menjadi TKI di Arab.  Tapi ketiga anakny

Dieng

Gambar
Dieng di pelataran candi Arjuna saat arjuna memicingkan mata mengira ada senyum cinta yang tertuju padanya tetapi itu hanyalah fatamorgana yang hadir bersama kabut  beriringan menyusuri lembah para pertapa di sana, di lembah belerang si kidang gejolak panas  seperti jiwanya saat kehilangan arah menyusuri hidup yang menyengat hati seperti belerang yang menyumbat rasa dan wajah-wajah yang dipotret berkali-kali dengan kamera beresolusi tinggi dengan senyum bidadari gaya selebgram yang cantik seperti bintang drama Korea atau bintang iklan dari Filipina yang berkulit halus bagai mutiara semua bergaya, lenggok sana lenggok sini lirik sana lirik sini dongak sana dongak sini semua dengan ekspresi bahagia apalagi dengan topi-topi cantik dan bekal lipstik sambil menyusuri jembatan kayu sambil ketawa-ketiwi ngerumpi berseloroh tentang teman-temannya yang lucu dan mudah ditipu .... Dieng, 16052022  

Sang Waktu

Gambar
 Sang Waktu semua sudah tahu tentang cerita ini, bahwa ada sesuatu dari waktu yang kita lalui waktu yang diciptkan untuk menjelajah ruang dan jarak perhatikan, matahari yang kemarin hadir bersama pagi semarak pasti akan kau jumpai lagi di pagi hari ini dan itu dari matahari yang sama yang dulu menyapa pada pagi yang sama, dan berpamitan pada waktu yang sama siang yang sama, senja yang sama, malam yang sama kembali pada pagi yang sama, sedangkan yang berubah, barangkali kulitmu yg kemarin glowing tampak mulai berkerut, menua, layu artinya kita akan tetap bertemu di suatu waktu dan suatu tempat pada pagi yang sama, siang yang sama, senja yang sama, berpamitan untuk berkhalwat dalam sebuah keabadian akhirnya waktu, ia telah meruntuhkan semua yg pongah .... purbalingga 23052022

Jurus Tanpa Bayangan

Gambar
Tersenyum menandakan seseorang masih memberi respon sebuah stimulus. Ada berbagai makna senyum. Senyum itu seperti sepotong lidah. Saat kecut muncullah senyum kecut. Saat pahit maka muncullah senyum pahit. Mungkin ada juga senyum karena kelebihan garam alias keasinan. Seperti seorang ibu lupa menaruh garam pada gelas minum bapak. Itu namanya senyum keasinan. Selain asin, orang menantikan kehidupan yang manis-manis. Kehidupan yang segar, seperti buah-buahan organik yang bikin sehat. Buah mangga, pir, dan anggur yang manis. Tentu manis yang tak terlalu manis atau kurang manis. Manis yang pas tentunya. Kalau terlalu manis akan menjadi sesuatu yang tidak manis. Mungkin ada orang tidak dapat tersenyum manis, meskipun mengalami manisnya kehidupan. Contoh orang yang menderita kencing manis. Apapaun, sekurang-kurangnya dalam hidup ini ada senyum yang pernah menghiasi hidup kita. Manusia hebat. Orang berpikir kapan dikatakan hebat. Atau ia sama sekali tidak berpikir dikatakan hebat atau tidak h

Di Balik Tembok Sekolah

Gambar
 

Ada di Antara Bunga-bunga

Gambar
 

Kalau Kau Kijang Akulah Belantaranya ....

Gambar
 

Latihlah Feelingmu

Gambar
     latihlah feelingmu sehingga kau merasakan nyanyian daun-daun, ranting-ranting seperti canda riang, atau ... seperti kabut yang merayap mendesis menelan nasibmu latihlah arah matamu sehingga kau dapat memandang gemerlap nyala bintang di atas bukit kelap-kelip nyaris membeku, hening, senyap, dan lenyap .... bersama kabut, atau ... deru ombak menghempas karang yang berteriak lantang memanggil, memanggil untuk bertemu .... purbalingga 22052022

Lagu Ayah

 LAGU AYAH_SEVENTEEN AYAH   Engkaulah nafasku Yang menjaga di dalam hidupku Kau ajarkan aku menjadi yang terbaik   Kau tak pernah lelah Sebagai penopang dalam hidupku Kau berikan aku semua yang terindah   Aku hanya memanggilmu guru Di saat ku kehilangan arah Aku hanya mengingatmu guru Jika aku tlah jauh darimu   Kau tak pernah lelah Sebagai penopang dalam hidupku Kau berikan aku semua yang terindah   Aku hanya memanggilmu guru Di saat ku kehilangan arah Aku hanya mengingatmu guru Jika aku tlah jauh darimu   Aku hanya memanggilmu guru Di saat ku kehilangan arah Aku hanya mengingatmu guru Jika aku tlah jauh darimu   Aku hanya memanggilmu guru Di saat ku kehilangan arah Aku hanya mengingatmu guru Jika aku tlah jauh darimu

Belantara Media Sosial

Media sosial merambah seperti tiupan angin. Banyak informasi berseliweran  setiap detik. Seperti es kombinasi dengan ragam racikan. Cuma bedanya, media sosial tidak semua dapat ditelan dan menyehatkan. Adakah manfaat? Jawabannya tentu ya banget, dan ada bahayanya juga. Ke mana arah tiupan angin dapat dirasakan bagi yang peka dan menaruh perhatian. Mungkinkah kita masih punya waktu untuk merasakan ke mana arah angin berhembus atau menerpa? Setitik nila tanpa warna beracun mungkin merayap bersama derasnya arus informasi. Ada akun-akun palsu yang bekerja untuk mendegradasi nilai-nilai. Ada budaya-budaya setan yang tumbuh di tengah tanaman yang telah diciptaan Tuhan sesuai dengan kekuasaan-Nya. Bila ada tanaman yang tumbuh menyimpang, pasti akan dicabut dan dibuang. Biar tanaman itu tumbuh dan berbuah sesuai dengan harapan bangsa manusia.     Dunia cyberspace dan kecerdasan buatan membuat perilaku manusia cenderung berubah. Perhatian pada layar smartphone lebih kuat daripada kepada orang-o

Seonggok Mie Ongklok

Gambar
Hiruk pikuk di awal malam Lampu kota gemerlapan di kedai mie ongklok Kang Tresna aku pesan dua mangkok dan segelas teh tawar kusantap lahap  teh pun keteguk tuntas kedai yang ramai, pelayan yang sopan, ramah,  ceria, cekatan dan cantik mungkin karena keramahannya, atau mungkin kecantikan penjualnya atau karena Tuhan menghendaki demikian  kedai ini tidak pernah sepi penjual di kedai ini mirip bidadari .... Wonosobo 16052022

Lustrum ke-7 Alumni 1987 SPGN Purwokerto

  Reuni ke-35 Reuni ke-35 Alumni 1987 SPGN Purwokerto digelar pada Ahad, 15 Mei 2022. Berlokasi di OW. Purbasari Pancuran Mas, kurang lebih 5 km dari pusat kota Purbalingga. Reuni berlangsung meriah dimulai pukul 08.00 - 12.30. Hadir pada reuni tersebut para alumni 1987 mulai dari kelas A - F. Dihadiri pula oleh bapak ibu guru SPGN Purwokerto, yaitu: 1. Bapak Misno Sugriwo, BA. 2. Drs. Eko Sumaryono, M.Pd. 3. Drs. Teguh Suwardji 4. Dra. Sukarti 5. Dra. Tri Nurhayati 6. Slamet DW, BA. 7. Drs. Kamsir 8. Dra. Sulastri 10.  Peserta reuni kurang lebih 100 orang. Kegiatan reuni didukung oleh Tabloid Edukator dan Penerbit Trik Jitu Purbalingga.  Album Reuni:  https://s.id/35reu  

Ketemu Lagi dengan Pagi

  ketemu lagi dg pagi sebentar lg matahari datang menyambangi yg dulu pagi kemarin, yang kemarin seperti pagi hari ini pernah menyambangi ketika dirimu unyu-unyu, besok aku yakin ada pagi seperti pagi hari ini seperti pagi kemarin seperti pagi yang dulu dan seperti pagi esok hari sementara kamu tidak menjumpai dirimu seperti masa dulu tlah berlalu menjauh terus menjauh .... Purbalingga, 16052022