Surat untuk Sungai Aare, di Swiss
Hai, sungai Aare …. Kamu harus membaca kembali kisah masa lalu, Dan merenungkan isinya, Yakni kisah yang tak lekang oleh waktu Saat sungai Nil merasa perlu membalas surat khalifah Umar, Dengan mengalirkan airnya untuk mencukupi para petani, Untuk bertanam gandum dan seterusnya, Umar mengingatkan sungai Nil, Bahwa kamu bukanlah kamu yang menciptakan Kamu bukanlah kamu yang berkuasa mengalirkan jutaan kubik air melintas, menembus gurun, sabana, lembah berkelok, dan tanah tak bertuan Kamu hakikatnya mengalirkan air karena izin Allah Bukan atas kehendakmu, Kamu mengalir atas izin Allah, Niscaya air akan terus mengalir, Kamu harus mengerti apa yang khalifah Umar tuliskan, Pada secarik kertas padamu beliau tujukan Ini tentang korespondensi Yang Mulia dengan sebuah sungai, Ya, kamu, yang tengah pongah sekian lama, Dipuja dengan persembahan nyawa gadis cantik perawan Kamu saatnya insyaf, hai, sungai kepada siapa kamu harus menyerahkan diri Agar airmu tetap mengalir sampai jauh …. Hai, sunga