Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

TAMAN BUAH

Buah yang sudah dikupas tersaji di atas meja. Buah segar dengan aroma yang khas yang menggugah selera. 

Kepadamu

Gambar
  Kepadamu Oleh Yudi Karsono   menatap mentari pagi ini polos diiringi nyanyian katak dan burung-burung indah beranda langit pagi ini lukisan   karya yg sempurna   Bergetar kumenatap pesona pagi sepanjang mata hamparan tumbuhan aneka bentuk dan warna desain seni rupa yang tiada tara perhatikanlah, ada keladi di pinggir kali dengan daunnya berayun ke kanan ke kiri seperti sedang melantunkan zikir khusuk memuji dari daunnya yang warna-warni yang menandakan kalau dirinya tercipta dari sang Maha Indah   Bergetar jiwaku mendengar orchestra   yang menakjubkan ini daun-daun menyapa dengan lambaian bahagia   bersama embun bunga glagah yang mekar menari bermain dengan angin silih berganti gemercik air pancuran dan sayup-sayup kokok ayam hutan menyapa   Sungguh lidahku dilanda kelu untuk mengatakan sesuatu kemudian mataku hanya dapat   memandang semua ini dalam haru kekaguman yang dalam dalam kreasi harmoni yang sangat daetail ini  dari sang Penc

Sepotong Senyum yang Selalu Indah

Gambar
Sepotong Senyum yang Selalu Indah Oleh Yudi Karsono duduk di peron stasiun sengaja kudatang lebih awal menunggumu bersama sahabat dan pelayan kantin yang selalu tersenyum senyum yang selalu indah apakah hidupmu tak pernah sedih, sahabat? tidak, jawabmu pada waktu dan ruang yang sama peran ini harus dimainkan dengan gembira bukankan ini sebuah skenario  dari sebuah kisah? jadi semua harus diterima apa adanya berdasarkan peran-peran yang tertulis di sana karenanya tak perlu kecewa hidup itu perjalanan atau ibarat kita sedang nongkrong menikmati secangkir kopi dan apapun, dan tak perlu bayar mahal atas nama persahabatan, sumpah aku sangat betah di sini karena rindu senyummu senyum yang selalu indah itu alasan pertama senyum dari sang rembulan  sumpah, senyum kamu itu sangat indah kamu manusia yang berhati malaikat berwajah bidadari dan berhati mulia biarkan saja jalan hidupmu menjadi sebuah kisah hadir dan pergi seperti kereta singgah silih berganti hingga berakhir nanti   

Hujan dan Mimpi

Gambar
HUJAN DAN MIMPI Oleh Yudi Karsono Ada anak-anak yang  bermain di pelataran berbasah-basahan dengan canda dan tawa seakan yang datang dari langit itu sebuah hadiah kepada mereka Ada anak-anak yang berlarian di bawah derasnya hujan seakan perjamuan untuk sahabat yang baru datang tak ada kesedihan itu barusan berlabuh dan pergi perahu mereka terbawa arus anak sungai hingga ke muara dan anak-anak pun membangun sebuah telaga dari permainan yang terindah menanti hari cerah untuk membersihkan luka-luka yang ada dalam jiwa pengelana Anak-anak berlarian dan berteriak di atas perahu berlabuh pada samudera luas dengan buih gelombang seakan tak ada batu karang yang menghadang berpayung langit  yang terbentang luas beriring angin harapan Anak-anak berlarian beriring bersenandung hujan diiringi daun-daun yang mendayu di pelataran Derai hujan membawanya pada mimpi tentang masa saat bareng memandang langit dan kita bila permainan terus berlanjut pada hari esok untuk kembali mengenang bola klaras pisan

Sayap-sayap Putih

Gambar
Sayap-sayap Putih Oleh Yudi Karsono Saat sayapku mengembang kutatap cakrawala biru yang mempesona awan berarak menyambut pagi padang savana yang masih basah oleh embun dan dendang nyanyian daun diiringi irama dan aroma bunga-bunga mekar di alam tebing-tebing, lembah gemulai satwa yang terbangun dari tidurnya kabut tipis yang menepi dari keheningan suara kicau burung-burung cahaya pagi yang menerobos pepohonan dan desah pucuk-pucuk daun kemerahan seperti zikir pagi yang mendamaikan membiarkan sepi mencinta memeluk diri memekarkan jiwa yang mengelana di jalan   setapak yang bersahabat dengan kakimu tanpa alas kaki membiarkan gemercik air menyusuri liku-liku sungai yang masih sangat perawan tersenyum menyambut Mentari dari celah rimbunnya kehidupan jangkerik dan belalang yang bersembunyi embun pagi yang enggan beranjak tetap bening dengan tingkah menggemaskan dedaunan hanya ada senyum di pagi yang tenteram bersama pantulan-pantulan kasih

Misteri Edelweis

  Misteri Edelweis  oleh Yudi Karsono Gadis yang bola matanya bening itu sedang berdiri di tepi telaga. Ada temannya di situ, beberapa murid perempuan, dan guru-guru mereka, sepertinya. Mereka sedang asyik menikmati pemandangan telaga yang sudah dangkal karena endapan lumpur yang bercampur belerang. Endapan lumpur berasal dari perbukitan yang semakin botak seperti kepala bapak kepala sekolah (maaf, sepertinya tidak ada hubungan). Telaga ini menjadi objek wisata yang menarik. Orang menyebutnya telaga warna, karena keunikan warna air yang sering berubah-ubah. Kadang berwarna kuning, hijau, atau mirip warna-warna pelangi. Fenomena ini terjadi karena keadaan air   yang bercampur belerang, sehingga air telaga memantulkan cahaya matahari berwarna-warni. Lebih tepatnya, besok akan ia tanyakan kepada guru fisika di sekolah. Sejak turun dari bis ia merasakan sesuatu di perutnya: lapar! Ia menahan rasa lapar dalam waktu yang lama, dari tadi sampai sampai saat ini. Sampai ada suara yang membu

Gadis Berlumpur

Gadis Berlumpur oleh Yudi Karsono " Berbahagialah untuk saat ini. Saat ini adalah hidupmu ." - Omar Khayyam Hari ini matahari pagi hadir dengan sumringah. Hari ini aku datang dengan sepeda tua buatan Belanda. Sepeda yang lahir pada zaman nenek moyang, generasi baby boomer . Pakaian yang kukenakan pun melazimkan dengan apa yang aku bawa. Tidak ada asesoris kekinian yang dapat dibanggakan. Maklum aku belum punya grup seperti teman-teman, sehingga info tentang macam-macam asesoris tidak kuketahui. Teman-teman banyak juga yang menyarankan agar aku segera bergabung dengan berbagai grup sepedaan. Katanya gratis dan tidak ada iuran apapun. Sampai saat ini saran dan masukan itu belum aku masukkan ke dalam hati. Aku masih berdua. Berdua dengan sepeda tuaku. Sepeda tua melaju di jalan sawah. Jalan yang berlubang dan banyak ditemukan genangan air, berlumpur dan licin. Jalan becek karena hujan dan aliran air irigasi yang meluber ke jalan-jalan. Hal tersebut mengakibatkan jalan berbahay

Guru Milenial

Presentasi tentang Interaksi Guru - Murid, Kesenjangan antar Generasi dalam Penguasaan Teknologi Informasi: https://bit.ly/ gurugeny

HIDUP SEBAGAI UJIAN

Orang menganggap hidup ini menjadi ajang pergulatan antara taat dan maksiat. Pada saat seseorang taat maka ia akan merasakan bahwa itu sesuatu yang indah. Sesuatu yang indah bagi mata akan memberi rasa senang, seperti ada pemandangan alam di depan matanya, rumput hijau, aliran air sungai, kicau burung yang meloncat kesana kemari. Kesunyian juga menjadi indah, di antara ilalang yang masih basah oleh embun. Ia sedang membekukan perasaannya. 

Putus atau Terus Cover Syiffa Syahla

Cover Syiffa Syahla Putus atau Terus   aku sedang bertanya tanya tentang perasaan kita benarkah kita saling mencinta atau hanya pernah saling cinta bukankah kamu juga merasa dingin mulai menjalari percakapan kita pertanyaan kamu sedang apa terkesan hanya sebuah formalitas saja coba tanyakan lagi pada hatimu apakah sebaiknya kita putus atau terus kita sedang mempertahankan hubungan atau hanya sekedar menunda perpisahan bukankah kamu juga merasa dingin mulai menjalari percakapan kita pertanyaan kamu sedang apa terkesan hanya sebuah formalitas saja coba tanyakan lagi pada hatimu apakah sebaiknya kita putus atau terus kita sedang mempertahankan hubungan atau hanya sekedar menunda perpisahan bila kamu tanya aku maunya apa aku mau kita terus bersama coba tanyakan lagi pada hatimu kita sedang mempertahankan hubungan atau hanya sekedar oooh hanya sekedar menunda perpisahan

Rumah di Mimpimu

RUMAH DI MIMPIMU rumahmu terletak di pinggir kali kecil dengan air yang jernih mengalir gemercik suaranya di antara bebatuan di depan beranda ada pohon-pohonan tidak terlalu besar tidak terlalu kecil ada tempat memandang tempat yang jauh tempat berarak awan sampai ke kaki langit, sebagaimana panembahan senopati memandang horizon dan di samping ada beberapa ayam jantan yg berkokok lantang saat fajar menggugah lelap, lalu di samping kiri ada domba-domba jantan di sayap kanan rumah tanaman-tanaman dengan bunga yang harum, dan seterusnya .... Purbalingga, 21 Juni 2019

Syifa

Ketika ditanya siapa namamu? Ia menjawab pendek, namaku Syifa. Nama yang cantik secantik orangnya. Ini bukan waktu bermain, kok dia ada di sini, di tempat mencuci motor dan mobil. Dia asyik mencuci motor orang. Tampak serius sekali dengan pekerjaannya.  "Kamu tidak sekolah, Syifa?" tanyaku. Syifa hanya menggeleng. Ia melanjutkan bersih-bersih motor. Ambil sampo kemudian mencampurnaya dengan air. Kemudian mengaduk-aduknya. "Kamu tidak sekolah, Syifa?" tanyaku. Ia menjawab dengan gelengan kepala. Sesekali menyeka keningnya yang terganggu oleh rambutnya. Anak yang aneh. Mencuci motor itu umumnya dikerjakan pekerjaan lelaki. Pekerjaan itu tidak mudah. Harus membersihkan bagian-bagian yang kotor di bagian yang sulit, bagian bawah mesin, bagian dalam slebor, bawah jok, dan lainnya.  Dua orang temannya laki-laki remaja mungkin lulusan Sekolah Menengah Atas. Satu laki-laki tampak tato di lengannya. 

Pertemuan Mahasiswa_WS Rendra

  PERTEMUAN MAHASISWA WS Rendra Matahari terbit pagi ini mencium bau kencing orok di kaki langit, melihat kali coklat menjalar ke lautan, dan mendengar dengung lebah di dalam hutan. Lalu kini ia dua penggalah tingginya. Dan ia menjadi saksi kita berkumpul di sini memeriksa keadaan. Kita bertanya : Kenapa maksud baik tidak selalu berguna. Kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga. Orang berkata " Kami ada maksud baik " Dan kita bertanya : " Maksud baik untuk siapa ?" Ya ! Ada yang jaya, ada yang terhina Ada yang bersenjata, ada yang terluka. Ada yang duduk, ada yang diduduki. Ada yang berlimpah, ada yang terkuras. Dan kita di sini bertanya : "Maksud baik saudara untuk siapa ? Saudara berdiri di pihak yang mana ?" Kenapa maksud baik dilakukan tetapi makin banyak petani yang kehilangan tanahnya. Tanah-tanah di gunung telah dimiliki orang-orang kota. Perkebunan yang luas hanya menguntungkan segolongan kecil saja. Alat-alat kemajuan yang diimpor tidak

Sebatang Lisong_Rendra

  SEBATANG LISONG WS Rendra Menghisap sebatang lisong melihat Indonesia Raya, mendengar 130 juta rakyat, dan di langit dua tiga cukong mengangkang, berak di atas kepala mereka Matahari terbit. Fajar tiba. Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan. Aku bertanya, tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur meja kekuasaan yang macet, dan papantulis-papantulis para pendidik yang terlepas dari persoalan kehidupan. Delapan juta kanak-kanak menghadapi satu jalan panjang, tanpa pilihan, tanpa pepohonan, tanpa dangau persinggahan, tanpa ada bayangan ujungnya. Menghisap udara yang disemprot deodorant, aku melihat sarjana-sarjana menganggur berpeluh di jalan raya; aku melihat wanita bunting antri uang pensiun. Dan di langit; para tekhnokrat berkata : bahwa bangsa kita adalah malas, bahwa bangsa mesti dibangun; mesti di-up-grade disesuaikan dengan teknologi yang diimpor Gunung-gunung menjulang. Langit pesta warna di dalam senjakala Dan aku melihat protes-protes yang terpendam, terhimp