Bulan Ramadhan terdiri dari 30 yang penuh dengan barokah dan banyak hal di bulan itu yang
benilai ibadah. Ada 720 jam yang penuh dengan pahala amal yang
dilipatgandakan. Ada 43.000 menit yang penuh ampunan, dan ada 2.592.000 detik yang yang mendapatkan rahmat.
Ramadhan itu sayyidusysyuhur (penghulu para bulan):
·
Pahala dilipatgandakan.
·
Doa2 dikabulkan.
·
Dosa2 diampuni.
·
Diamnya bernilai tasbih.
·
Ada pintu syurga yang dikhususkan
orang yang berpuasa yang dinamakan
Rayyan.
·
Ada keberkahan di waktu sahur.
·
Seandainya umroh di bulan Ramadhan
seperti naik haji.
M Mari kita menambah ilmu dengan mempelajari Tafsir Surat Al Ashr yang dikemukakan oleh para ahli.
Tafsir Surat Al Ashr
Tafsir surat Al Ashr ini kami sarikan
dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir
Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah.
Ia bukan tafsir baru melainkan ringkasan kompilasi dari tafsir-tafsir tersebut.
Juga ditambah dengan referensi lain seperti Awwal Marrah at-Tadabbar
al-Qur’an dan Khawatir Qur’aniyah.
Secara umum, surat ini menunjukkan
urgensi waktu. Surat ini berisi penegasan bahwa semua orang akan merugi kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal shalih serta saling menasehati agar
menetapi kebenaran dan kesabaran.
Surat Al Ashr ayat
1
وَالْعَصْرِ
Demi masa.
Para ulama sepakat ‘ashr (عصر) artinya adalah masa atau waktu. Namun penafsiran waktu yang dimaksud dalam ayat ini ada beberapa pendapat. Pertama, masa atau waktu secara umum. Kedua, waktu ashar. Ketiga, masa hidupnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pendapat yang paling kuat adalah
waktu secara umum. Allah bersumpah dengan waktu, menunjukkan betapa pentingnya
waktu bagi manusia. Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Rezeki yang tidak diperoleh
hari ini masih dapat diharapkan lebih dari itu esok hari. Tetapi waktu yang
berlalu hari ini tidak mungkin diharapkan kembali esok.”
Allah bersumpah dengan waktu juga
menunjukkan kemuliaan waktu. Jika orang-orang Arab jahiliyah meyakini ada waktu
sial dan sebagainya, Rasulullah mengingatkan untuk tidak mencela waktu.
لاَ تَسُبُّوا الدَّهْرَ فَإِنَّ
اللَّهَ هُوَ الدَّهْرُ
Jangan mencela waktu, karena
sesungguhnya Allah adalah pemilik waktu. (HR. Muslim)
Sedangkan al ashr yang ditafsirkan waktu ashar, ia juga memiliki korelasi kuat dengan isi surat ini. Di antara kebiasaan orang-orang musyrikin Makkah, mereka menggunakan waktu ashar untuk bersantai sambil menghitung untung rugi perdagangannya. Dalam surat ini, Allah bersumpah dengan al ashr bukan untuk menghitung untung rugi dunia yang sementara tetapi untung rugi di akhirat yang abadi.
0 komentar:
Posting Komentar