Just another free Blogger theme

Minggu, 02 Maret 2025

 

Bulan Ramadhan terdiri dari 30 yang penuh dengan barokah dan banyak hal di bulan itu yang benilai ibadah. Ada 720 jam yang penuh dengan pahala amal yang dilipatgandakan.  Ada 43.000 menit yang penuh ampunan, dan ada 2.592.000 detik yang yang mendapatkan rahmat. 

Ramadhan itu sayyidusysyuhur (penghulu para bulan):

·       Pahala dilipatgandakan.

·       Doa2 dikabulkan.

·       Dosa2 diampuni.

·       Diamnya bernilai tasbih.

·       Ada pintu syurga yang dikhususkan orang yang berpuasa yang dinamakan  Rayyan.

·       Ada keberkahan di waktu sahur.

·       Seandainya umroh di bulan Ramadhan seperti naik haji.

M Mari kita menambah ilmu dengan mempelajari Tafsir Surat Al Ashr yang dikemukakan oleh para ahli. 

Tafsir Surat Al Ashr

Tafsir surat Al Ashr ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu KatsirTafsir Fi Zhilalil QuranTafsir Al AzharTafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Ia bukan tafsir baru melainkan ringkasan kompilasi dari tafsir-tafsir tersebut. Juga ditambah dengan referensi lain seperti Awwal Marrah at-Tadabbar al-Qur’an dan Khawatir Qur’aniyah.

Secara umum, surat ini menunjukkan urgensi waktu. Surat ini berisi penegasan bahwa semua orang akan merugi kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih serta saling menasehati agar menetapi kebenaran dan kesabaran.

Surat Al Ashr ayat 1

وَالْعَصْرِ

Demi masa.

Para ulama sepakat ‘ashr (عصر) artinya adalah masa atau waktu. Namun penafsiran waktu yang dimaksud dalam ayat ini ada beberapa pendapat. Pertama, masa atau waktu secara umum. Kedua, waktu ashar. Ketiga, masa hidupnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Pendapat yang paling kuat adalah waktu secara umum. Allah bersumpah dengan waktu, menunjukkan betapa pentingnya waktu bagi manusia. Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih dapat diharapkan lebih dari itu esok hari. Tetapi waktu yang berlalu hari ini tidak mungkin diharapkan kembali esok.”

Allah bersumpah dengan waktu juga menunjukkan kemuliaan waktu. Jika orang-orang Arab jahiliyah meyakini ada waktu sial dan sebagainya, Rasulullah mengingatkan untuk tidak mencela waktu.

لاَ تَسُبُّوا الدَّهْرَ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الدَّهْرُ

Jangan mencela waktu, karena sesungguhnya Allah adalah pemilik waktu. (HR. Muslim)

Sedangkan al ashr yang ditafsirkan waktu ashar, ia juga memiliki korelasi kuat dengan isi surat ini. Di antara kebiasaan orang-orang musyrikin Makkah, mereka menggunakan waktu ashar untuk bersantai sambil menghitung untung rugi perdagangannya. Dalam surat ini, Allah bersumpah dengan al ashr bukan untuk menghitung untung rugi dunia yang sementara tetapi untung rugi di akhirat yang abadi.




Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar