Sepatu dan Bunga

Sepatu ini luar biasa. Kuat dan tahan lama. Menjadi teman dan pelindung kakinya yang cekatan dalam setiap langkah. Lama ia bersamanya dalam suka dan duka. Ia selalu bersamanya dari ke hari ke hari, menjadi saksi bisu prestasinya di sebuah sekolah.

Melihat sepatu hitam bertali yang tampak kusut dan berdebu, dan alasnya sudah bolong, mata pak guru tampak lembab. Ada sesuatu membasahi bola matanya, mengingat sepatu itu menjadi saksi bisu perjalanan suka dan duka muridnya yang bernama Rizki. Sepatu ini menjadi saksi saat Rizki menempuh sebuah jalan berlumpur ke sekolah yang jauh dari ujung perbukitan. Jalan tanah yang lengket berliku dan mendaki. Rizki setiap ke sekolah harus melangkahkan kaki menempuh jalan becek, apalagi saat hujan deras.  

Sepatu hitam bertali yang belepotan lumpur berada di sudut ruang dalam suasana sepi. Sesekali terdengar suara angin yang mempermainkan daun-daun di luar rumah dinas guru. Pak guru menatap bangga bercampur haru menatap sepatu itu. Sepatu yang cukup berumur, sepertinya selama ia bersekolah sampai hampir tamat.

Pak guru tersenyum sambil mengingat perjalanan panjang sepatu hitam bertali itu. Sepatu tersebut bukan sekadar alas kaki biasa; ia adalah saksi bisu dari setiap langkah yang telah diambil oleh pemiliknya, seorang siswa bernama Rizki.

Rizki, murid yang bersemangat, seringkali menjadi pusat perhatian di sekolah. Sebagai ketua kelas dan pencetak prestasi dalam berbagai pertandingan dan perlombangan, langkahnya selalu penuh dedikasi. Sepatu hitam bertali itu telah menyusuri lorong-lorong sekolah, melewati tangga-tangga menuju kelas-kelas, dan menghadiri berbagai acara sekolah.

Namun, hari ini, sepatu itu terlihat berbeda. Lumpur yang menempel di permukaannya menjadi tanda bahwa Rizki baru saja mengalami petualangan di luar. Mungkin ia berusaha menyelamatkan kucing kecil yang terjebak di semak belukar, atau mungkin ia terlibat dalam proyek lingkungan untuk membersihkan sungai di sekitar sekolah.

Pak guru, yang selalu mendukung dan menginspirasi Rizki, merasa bangga melihat bukti perjalanan kotor sepatu itu. Ia tahu bahwa setiap noda lumpur menceritakan kisah kebaikan dan dedikasi siswanya. Sepatu itu adalah simbol dari kerja keras, pengabdian, dan semangat positif yang membawa perubahan.

Di sudut ruang sepi itu, suasana hening seolah memberi tempat bagi penghargaan terhadap upaya Rizki. Pak guru merenung sejenak, menghargai setiap langkah yang diambil oleh siswanya dalam menghadapi perjalanan panjang menuju keberhasilan.

Suara angin di luar ruangan semakin menambah keindahan momen tersebut. Sepatu hitam bertali yang belepotan lumpur menjadi saksi bisu dari perjalanan siswa yang tidak hanya mengukir prestasi di buku catatan sekolah, tetapi juga mengukir jejak kebaikan di hati orang-orang di sekitarnya.

Pak guru merenung dalam, merasa bangga dan bersyukur memiliki siswa seperti Rizki di kelasnya. Sepatu hitam bertali, meski belepotan lumpur, adalah bukti nyata bahwa pendidikan bukan hanya soal nilai dan prestasi, tetapi juga tentang membentuk karakter dan nilai-nilai kebaikan yang akan membimbing siswa menuju masa depan yang cerah.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Dunia Pendidikan

6 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) untuk Kepsek dan Pengawas Sekolah