Just another free Blogger theme

Sabtu, 24 Juni 2023

 

v Menyusun TP

1.     Langkah mudah menyusun Tujuan Pembelajaran jenjang RA

·       Tujuan Pembelajaran (TP) RA merujuk pada Capaian Pembelajaran (CP)

·       CP yang digunakan berdasarkan Keputusan Dirjen Pendis nomor 3211 Tahun 2022

·       Kunci utama membuat TP itu kompetensi, dan konten atau lingkup materi yang harus dikuasi setiap akhir unit pembelajaran.

·       Merumuskan tujuan pembelajaran secara umum ada 3 cara. Pertama, merumuskan tujuan pembelajaran dari CP secara langsung. Kedua, dengan menganalisis kompetensi dan materi yang terdapat pada CP. Ketiga, dirumuskan dengan lintas elemen CP.

·       Pada RA selain kompetensi dan konten, maka perlu dipertimbangkan karakteristik visi misi pada KOM dan laju perkembangan peserta didik.

 

Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Setelah memahami CP, pendidik mulai mendapatkan ide-ide tentang apa yang harus dipelajari peserta didik dalam suatu fase.




Pada tahap ini, pendidik mulai mengolah ide tersebut, menggunakan kata-kata kunci yang telah dikumpulkannya pada tahap sebelumnya, untuk merumuskan tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran yang dikembangkan ini perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga  akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. 

Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.

Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran ini, pendidik belum mengurutkan tujuan-tujuan tersebut, cukup merancang tujuan- tujuan belajar yang lebih operasional dan konkret saja terlebih dahulu.

Urutan-urutan tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap berikutnya. Dengan demikian, pendidik dapat melakukan proses pengembangan rencana pembelajaran langkah demi langkah.

Penulisan TP

Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu:

1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan/didemonstrasikan oleh peserta didik. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: secara konkret, kemampuan apa yang perlu peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir apa yang perlu peserta didik tunjukkan?

2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: hal apa saja yang perlu mereka pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP? Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP (misalnya, proses pengolahan hasil panen digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA)

Taksonomi Bloom berguna dalam proses perumusan tujuan pembelajaran. Namun demikian, Taksonomi Bloom ini telah direvisi seiring dengan perkembangan hasil-hasil penelitian. Anderson dan Krathwohl (2001) mengembangkan taksonomi berdasarkan Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih relevan untuk konteks belajar saat ini. 

Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan-tahapan berikutini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut:

Mengingat

Memahami

Mengaplikasikan

Menganalisis

Mengevaluasi

Membuat /Create

Mengutip

Memperkirakan

Menugaskan

Menganalisis

Membandingkan

Mengabstraksi

Menyebutkan

Menjelaskan

Mengurutkan

Mengaudit

Menyimpulkan

Mengatur

Menjelaskan

Mengkategorikan

Menentukan

Memecahkan

Menilai

Menganimasi

Menggambar

Mencirikan

Menerapkan

Menegaskan

Mengarahkan

Mengumpulkan

Membilang

Merinci

Menyesuaikan

Mendeteksi

Mengkritik

Mengkategorikan

Mengidentifikasi

Mengasosiasikan

Mengkalkulasi

Mendiagnosis

Menimbang

Mengkode

Mendaftar

Membandingkan

Memodifikasi

Menyeleksi

Memutuskan

Mengkombinasikan

Menunjukkan

Menghitung

Mengklasifiksi

Memerinci

Memisahkan

Menyusun

Memberi label

Mengkontraskan

Menghitung

Menominasikan

Memprediksi

Mengarang

Memberi indeks

Mengubah

Membangun

Mendiagramkan

Memperjelas

Membangun

Memasangkan

Mempertahankan

Mengurutkan

Mengkorelasikan

Menugaskan

Menanggulangi

Menamai

Menguraikan

Membiasakan

Merasionalkan

Menafsirkan

Menghubungkan

Manandai

Menjalin

Mencegah

Menguji

Mempertahankan

Menciptakan

Membaca

Membedakan

Menggambarkan

Mencerahkan

Memerinci

Mengkreasikan

Menyadari

Mendiskusikan

Menggunakan

Menjelajah

Mengukur

Mengoreksi

Menghafal

Menggali

Menilai

Membagankan

Merangkum

Merancang

Meniru

Mencontohkan

Melatih

Menyimpulkan

Membuktikan

Merencanakan

Mencatat

Menerangkan

Menggali

Menemukan

Memvalidasi

Mendikte

Mengulang

Mengemukakan

Mengemukakan

Menelaah

Mengetes

Meningkatkan

Mereproduksi

Mempolakan

Mengadaptasi

Memaksimalkan

Mendukung

Memperjelas

Meninjau

Memperluas

Menyelidiki

Memerintahkan

Memilih

Memfasilitasi

Memilih

Menyimpulkan

Mengoperasikan

Mengedit

Memproyeksikan

Membentuk

Menyatakan

Meramalkan

Mempersoalkan

Mengaitkan

 

Merumuskan

Mempelajari

Merangkum

Mengkonsepkan

Memilih

 

Menggeneralisasi

Mentabulasi

Menjabarkan

Melaksanakan

Mengukur

 

Menggabungkan

Memberi kode

 

Meramalkan

Melatih

 

Memadukan

Menelusuri

 

Memproduksi

Mentransfer

 

Membatas

Menulis

 

Memproses

 

 

Mereparasi

 

 

Mengaitkan

 

 

Menampilkan

 

 

Menyusun

 

 

Menyiapkan

 

 

Mensimulasikan

 

 

Memproduksi

 

 

Memecahkan

 

 

Merangkum

 

 

Melakukan

 

 

Merekonstruksi

 

 

Mentabulasi

 

 

Membuat

 

Selain taksonomi di atas, untuk merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik juga dapat merujuk pada teori lain yang dikembangkan oleh Tighe dan Wiggins (2005) tentang enam bentuk pemahaman.

Pendidik dapat menggunakan teori atau pendekatan lain dalam merancang tujuan pembelajaran, selama teori tersebut dinilai relevan dengan karakteristik mata pelajaran serta konsep/topik yang dipelajari, karakteristik peserta didik, dan konteks lingkungan pembelajaran.

Beberapa catatan khusus terkait dengan perumusan tujuan pembelajaran di jenis dan jenjang pendidikan tertentu:

Pada Capaian Pembelajaran PAUD, penyusunan tujuan pembelajaran mempertimbangkan laju perkembangan anak, bukan kompetensi dan konten seperti pada jenjang lainnya.

 

 

 

 

2.     Contoh Tujuan Pembelajaran (TP):

Elemen

CP

TP 1

TP 2

TP 3

TP 4

 

 

Sirah Nabi dan Para Sahabat

1.     Nilai Agama Moral dan Budi Pekerti

 

5.     Anak meneladani kisah Nabi Muhammad SAW dan para sahabat serta cerita-cerita Islami

Anak dapat mengenal sirah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya

Anak dapat menunjukkan sifat-sifat Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Dengan mengenal sirah Nabi Muhammad anak dapat membedakan sifat yang baik dengan perilaku buruk kaum musyrikin Qurays.

Anak dapat meneladani  sifat-sifat Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam kehidupan sehari-hari.

 

 

Cerita-cerita Islami

 

 

Anak dapat mengenal cerita Islami yang berisi nilai-nilai kesalehan dan kebaikan.

Melalui cerita Islam anak menemukan nilai-nilai kesalehan dan kebaikan

Anak dapat membedakan nilai-nilai kesalehan dan kebaikan dengan kejahatan.

Anak dapat menerapkan nilai-nilai kesalehan dan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

 

 

Fungsi gerak motorik kasar

2.     Jati Diri

4.     Anak menggunakan fungsi gerak (motorik halus, kasar dan taktil) untuk mengeksplorasi dan memanipulasi berbagai objek dan lingkungan sekitar sebagai bentuk pengembangan diri.

 

Anak mengenal gerakan melempar dan menangkap bola besar

Anak dapat mendemonstrasikan gerakan melempar dan menangkap bola besar dengan benar.

Anak dapat mempraktikkan gerakan melempar dan menangkap bola besar dengan secara berpasangan.

Anak mampu melakukan berbagai gerakan terkoordinasi secara terkontrol, seimbang, dan dengan baik.

 

 

Fungsi gerak motorik halus

 

 

Anak mengenal anggota badan seperti mata, jari-jari tangan dan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.

Anak dapat menempel bentuk-bentuk geometri menjadi gambar bangunan kesukaan. 

Anak dapat menggunakan warna-warna untuk membedakan makanan sehat dan tidak sehat.

Anak dapat menyusun bentuk-bentuk geomentri menjadi gambar kendaraan kesukaan.

 

 

Minat, kegemaran, dan berpartisipasi dalam kegiatan pra membaca

3.     Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni

2.     Anak menunjukkan minat, kegemaran, dan berpartisipasi dalam kegiatan pra membaca dan pra menulis,

 

Anak mengenal buku cerita gambar yang berkaitan dengan penggunaan teknologi sederhana.

Anak membedakan cara-cara menggunakan teknologi sederhana yang ada dalam buku cerita bergambar.

Anak dapat mengurutkan cerita bergambar tentang proses terjadinya nasi.

Anak dapat menyusun gambar proses pembuatan minuman dari buah.

 

 

Minat, kegemaran, dan berpartisipasi dalam kegiatan pra menulis

 

 

Anak mengenal keaksaraan awal dengan bermain kartu huruf dan angka.

Anak dapat menyebutkan lambang-lambang huruf dengan kartu huruf dan angka.

Anak mampu membedakan huruf konsonan dan vocal pada kata sederhana di lingkungan anak.

Anak mampu menyusun kartu huruf membentuk kata atau kalimat sederhana.