Piaget adalah seorang tokoh psikologi kognitif
yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran para pakar kognitif lainnya.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik,
yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis
perkembangan sistem saraf.
Dengan semakin bertambahnya umur seseorang, maka makin kompleks
susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya. Ketika individu
berkembang menuju kedewasaan, ia akan mengalami
adaptasi biologis dengan
lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan- perubahan kualitatif di dalam struktur
kognitifnya.
Piaget
tidak melihat perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat didefinisikan
secara kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa perbedaan usia anak akan
mempengaruhi perbedaan daya pikir atau kekuatan mentalnya secara kualitatif. Collin,
dkk (2012) menggambarkan pemikiran Piaget sebagai berikut:
Bagaimana seseorang memperoleh kecakapan intelektual, pada umumnya akan berhubungan dengan proses mencari
keseimbangan antara apa yang mereka rasakan dan mereka ketahui dengan apa yang mereka lihat pada
suatu fenomena baru sebagai
pengalaman atau persoalan. Bila seseorang dalam
Proses adaptasi mempunyai dua bentuk dan terjadi secara
simultan, yaitu
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses perubahan pemahaman terhadap
sesuatu sesuai dengan struktur kognitif
yang ada sekarang,
sementara akomodasi adalah proses perubahan struktur kognitif
sehingga dapat dipahami. Asimilasi dan akomodasi akan terjadi apabila
seseorang mengalami konflik
kognitif atau suatu ketidakseimbangan antara apa yang telah diketahui dengan apa yang dilihat atau dialaminya
sekarang. Menurut Piaget, proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi (penyeimbangan). Proses asimilasi merupakan proses pengintegrasian
atau penyatuan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki oleh individu. Proses akomodasi merupakan
proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru.
Sedangkan proses ekuilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi
dan akomodasi.
Agar seseorang
dapat terus mengembangkan dan menambah pengetahuannya sekaligus menjaga
stabilitas mental dalam dirinya, maka diperlukan proses penyeimbangan. Proses penyeimbangan yaitu menyeimbangkan
antara lingkungan luar dengan struktur kognitif yang ada dalam dirinya. Proses inilah yang disebut ekuilibrasi. Tanpa proses ekuilibrasi, perkembangan kognitif seseorang
akan mengalami gangguan
dan tidak teratur (disorganized). Hal ini misalnya tampak pada caranya berbicara yang tidak runtut, berbelit-belit, terputus-putus, tidak logis, dan sebagainya. Adaptasi akan terjadi jika
telah terdapat keseimbangan di dalam struktur
kognitif.
Menurut Piaget, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap- tahap perkembangan sesuai dengan umurnya. Pola dan tahap-tahap ini bersifat hirarkis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu:
1) Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)
Pertumbuhan kemampuan anak yang tampak
dari kegiatan motorik
dan persepsinya yang sederhana. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan,
dan dilakukan langkah demi langkah.
2) Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun)
Ciri pokok perkembangan
pada tahap ini adalah pada penggunaan simbol
atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi
dua, yaitu praoperasional dan intuitif.
(1) Preoperational
(umur 2-4 tahun). Pada
tahap ini anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan
konsepnya, walaupun masih sangat sederhana, sehingga
sering terjadi kesalahan
dalam memahami objek.
(2) Tahap intuitif
(umur 4-7 atau 8 tahun).
Pada tahap ini, anak telah dapat
memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstraks.
3) Tahap operasional konkrit
(umur 7 atau 8-11
atau 12 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya
4) Tahap Operasional formal
(umur 11/12-18 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan
menggunakan pola berpikir “kemungkinan”. Model
berpikir ilmiah dengan
tipe hipothetico-deductivedan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan
menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesis.
0 komentar:
Posting Komentar